Esposin, SOLO—Survei yang dilakukan Solopos Institute juga mengukur tingkat kepuasan publik atau approval rating atas kinerja Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka, dan Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa.
Dari survei tatap muka yang dilakukan Solopos Institute bertajuk Dinamika Elektoral Menuju Pilkada 2024 pada Sabtu-Rabu (16-20/3/2024) diketahui sebanyak 32,95% responden mengaku sangat puas.
Promosi Berbagai Program BRI untuk Mendukung Net Zero Emission di 2050
Sedangkan sebanyak 54,48% responden menjawab cukup puas atas kinerja Gibran-Teguh. Dengan demikian, 87,43% publik mengaku puas terhadap kinerja Gibran-Teguh sebagai Wali Kota dan Wawali Solo.
Hanya 9,9% yang mengaku kurang puas dan 2,1% menjawab tidak puas sama sekali. Sementara yang mengaku tidak tahu dan tidak menjawab hanya 0,57%. Ada sejumlah alasan publik yang merasa puas.
Mayoritas atau 64,43% responden mengaku puas karena pembangunan infrastruktur yang masif di era Gibran-Teguh. Alasan lain dari mereka yang puas adalah perekonomian yang dinilai bagus yakni 14,5%.
Selain itu akses pendidikan dan kesehatan baik 8,24%, perlindungan terhadap kelompok minoritas 3,25%. Sementara alasan mereka yang tidak puas mayoritas terkait situasi ekonomi yang mereka rasakan saat ini.
Seperti aspek ketimpangan, harga kebutuhan pokok, dan lapangan kerja. Sebanyak 22,73% dari responden yang tidak puas menilai masih terjadi ketimpangan, 19,7% lainnya menyebut kenaikan harga kebutuhan pokok.
Ada juga 18,8% responden menilai lapangan kerja tidak bertambah, dan 9,09% responden menilai kemiskinan tidak berkurang. Para responden menilai terdapat sejumlah masalah yang harus segera diselesaikan.
Masalah-masalah mendesak tersebut antara lain keterbatasan lapangan kerja 34,1%, angka kemiskinan 27,43%, masalah tata kota Solo 12,57%, sistem kesehatan masyarakat 7,05%, serta pendidikan 6,67%.
Hal itu sejalan keinginan publik tentang prioritas wali kota-wakil wali kota berikutnya. Sebanyak 95,05% responden setuju prioritas diubah menjadi pendidikan, kesehatan, dan sumber daya manusia (SDM).
Hanya 4,59% yang masih menginginkan pembangunan fisik/infrastruktur tetap menjadi prioritas. Mayoritas responden atau 73,52%, juga menginginkan figur atau karakter baru untuk calon pemimpin Solo.
22,48% responden yang menilai Solo tidak membutuhkan karakter pemimpin baru. Mereka tak mempermasalahkan gender atau berarti calon pemimpin Solo mendatang bisa dari laki-laki maupun perempuan.