Boyolali (Esposin)- Sekitar 80 persen pemilik sapi potong di Boyolali memilih untuk inseminasi buatan (IB) dibandingkan dengan kawin alami. Hal itu, selain untuk mempermudah reproduksi, tingkat kegagalan dengan IB juga relatif kecil.
“Alasan utama yakni untuk perbaikan monogenetik dari sapi itu sendiri, selain karena biaya yang dikeluarkan juga kecil,” ujar Supervisor IB Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Boyolali, Karmidi, kepada wartawan di sela-sela pemeriksaan sapi bunting di Desa Jagoan, Sambi, Minggu (25/9/2011).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Karmidi menambahkan dengan sistem IB itu juga sebagai upaya untuk meningkatkan populasi ternak sapi di Boyolali itu sendiri. Namun demikian, IB itu jarang digunakan untuk sapi perah yang berada di sekitar lereng Merapi. Hal itu karena kondisi tubuh sapi itu sendiri.
(fid)