Esposin, KARANGANYAR -- Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Karanganyar mencatat sebanyak 838 kasus demam berdarah terjadi pada tahun 2019.
Untuk menekan angka penularan kasus demam berdarah, DKK Karanganyar memperkuat satuan tugas (satgas) di tingkat desa.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala DKK Karanganyar, Cucuk Heru Kusumo, ketika berbincang-bincang dengan wartawan Kamis (9/1/2020).
Menurutnya, dari 838 kasus demam berdarah yang tercatat selama 2019, delapan pasien di antaranya meninggal dunia. Kasus meninggal akibat demam berdarah tersebar di Kecamatan Jaten, Colomadu, Jumantono, Tasikmadu, dan Kebakkramat.
Kasus demam berdarah terbanyak, menurut Cucuk, terjadi di Karanganyar Kota dengan angka 155 kasus, diikuti Colomadu sebanyak 124 kasus, dan Tasikmadu sebanyak 119 kasus.
Menurutnya, di masa peralihan musim, masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman penyakit demam berdarah. DKK nantinya akan secara rutin mengingatkan kepada setiap instrumen masyarakat dari tingkat desa hingga kabupaten.
“Awal tahun hingga saat ini belum ada laporan. Tapi banyaknya kasus kemarin itu saat kami telusuri disebabkan aktivitas kewaspadaan kendur. Pada saat yang sama kami akan ingatkan lagi. Kami ada tim satgas di tingkat desa,” imbuh dia.
Waduk Gondang Karanganyar bakal Jadi Objek Wisata Buah, Olahraga, dan Mancing
Selain itu, pihaknya juga akan menyiapkan mekanisme untuk menyediakan jaminan pembiayaan bagi masyarakat yang belum memiliki jaminan kesehatan nasional (JKN).
“Selama masyarakat mau dengan standar pelayanan pemerintah. Soalnya kadang minta diganti dan maunya dirawat di kelas tertentu. Itu tidak bisa kami akomodir. Karena standar pemerintah kan perawatan kelas tiga,” kata dia.