Solo (Espos)--Selama delapan bulana terakhir di tahun 2009 ditemukan sebanyak 77 kasus demam berdarah dengue (DBD) di tiga kelurahan yang menjadi binaan UPTD Puskesmas Pajang, Laweyan, Solo, yakni di Kelurahan Karangasem, Sondakan dan Pajang.
Meningkatnya angka kasus DBD itu disebabkan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di masing-masing lingkungannya. Kepala UPTD Puskesmas Pajang, dr Dwi Martyastuti saat ditemui wartawan, Rabu (19/8), di ruang kerjanya, mengungkapkan, hingga akhir Juli lalu jumlah kasus positif DBD sudah mencapai 67 kasus dan hingga pertengahan Agustus ini bertambah sebanyak 10 kasus positif DBD dari 12 kasus suspect DBD.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
"Jika dibandingkan pada periode yang sama di tahun 2008, jumlahnya hampir sama. Dari Januari-Agustus 2008 lalu angka kasus DBD di wilayah binaan UPTD Puskesmas Pajang mencapai 80 kasus. Tingginya angka kasus DBD ini disebabkan oleh rendahnya kesadaran masyarakat untuk melakukan PSN. Sehingga pos indeks kepadatang jentik di daerah endemis DBD itu di atas 5%. Artinya dari 100 rumah yang disurvei, sebanyak lima rumah di antaranya ditemukan banyak jentik nyamuk," tegas Dwi yang diamini petugas Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular UPTD Puskesmas Pajang, Sunanto.
Menurut dia, idealnya angka kepadatan jentik itu di bawah 5%, sehingga angka kasus tidak begitu tinggi. Dia menyatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pencegahan secara maksimal, terutama dalam memberikan kesadaran bagi masyarakat agar sadar melakukan PSN secara berkala.
trh