Esposin, SRAGEN--Sebanyak 66 rumah di Kecamatan Sidoharjo dan Sragen Kota terendam banjir akibat luapan Sungai Mungkung dan Sungai Garuda, Selasa (2/1/2024). Air menggenangi jalan dan memasuki rumah penduduk mulai pukul 01.18 WIB dan hingga pukul 07.00 WIB belum surut.
Penjelasan soal rumah warga terendam banjir luapan sungai itu diungkapkan Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen R. Triyono Putro kepada Esposin, Selasa pagi.
Promosi BRI Dampingi Petani Jeruk Semboro di Jember Terapkan Pertanian Berkelanjutan
Dia mengatakan banjir yang melanda dua desa di Sidoharjo dan Sragen Kota disebabkan hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Sragen dalam durasi lama pada Senin (1/1/2024) malam.
"Hujan deras yang lama itu mengakibatkan sungai-sungai di wilayah Sragen meluap, terutama Sungai Mungkung dan Sungai Garuda," katanya
Dia mengatakan di wilayah Kecamatan Sidoharjo, banjir melanda Dukuh Wirun RT 07, 17, 18, dan 19. Dia mengatakan di lingkungan RT 07 ketinggian air 50 cm. Air masuk ke rumah Painan dan Warinem.
Kemudian di RT 17, sebut dia, air tak hanya menggenangi jalan kampung dengan ketinggian 50-70 cm tetapi juga memasuki empat rumah warga, yakni rumah Parjo, Sulanggir, Mariyono, dan Suyad.
"Kemudian di RT 018 ketinggian air mencapai 1,5 meter. Akibatnya tiga rumah terendam banjir, yakni rumah Sutimin, 68, Tuwin, 45, dan Utami, 45. Lalu di RT 19 lebih parah karena ketinggian air 1 meter sampai 1,5 meter sehingga ada 20 rumah yang kebanjiran," ujarnya.
Selain di Kecamatan Sidoharjo, Triyono mengatakan banjir juga melanda Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota. Dia mengatakan banjir mengakibatkan puluhan rumah terendam.
Dia menyebut di Kampung Sine RT 02B, air kedalaman 60 cm dan merendam 21 rumah dan di RT 003 Sine merendam 14 rumah. Demikian juga di RT 002A juga terdampak.
"Banjir juga merendam fasilitas umum, seperti tiga mobil terendam setengah bodi, tiga unit motor terendam. Total rumah yang terendam 66 unit dan satu masjidi dua kecamatan dengan total terdampak 190 jiwa," jelasnya.
Dia mengimbau warga lebih waspada dan siap siaga atas dampak bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, banjir, tanah longsor, angin kencang. Dia menyarankan sekiranya air semakin tinggi, warga dapat segera pindah di tempat yang lebih tinggi.