Esposin, SEMARANG — Wilayah Jawa Tengah (Jateng) memiliki beberapa bekas lokalisasi besar. Meski saat ini tempat itu sudah ditutup, citranya masih melekat di ingatan masyarakat. Dihimpun Esposin, Rabu (22/12/2021), dari berbagai sumber, berikut lima bekas lokalisasi besar di Jateng:
Silir, Solo
Promosi Dukung Perkembangan Industri Kreatif, BRI Gelar Kompetisi Creator Fest 2024
Sejak puluhan tahun lalu, tepatnya tahun 1960 hingga 1961, Kota Solo mulai dikenal sebagai surganya kaum lelaki hidung belang. Citra itu muncul seiring berdirinya kawasan resosialisasi Silir di Semanggi, Pasar Kliwon, yang pada praktiknya berubah menjadi lokalisasi. Pelacuran di Silir merupakan kelanjutan dari sejarah bisnis esek-esek di Kota Solo yang berkembang setelah 1870.
Kawasan lokalisasi di Silir itu didirikan atas inisiasi Pemkot Solo yang kala itu dipimpin Hutomo Ramelan.Tapi sejatinya, jauh sebelum munculnya lokalisasi Silir, bisnis esek-esek sudah eksis di wilayah ini. Kini, tahun kawasan prostitusi itu ditutup, namun istilah kawasan pelacuran tetap melekat di benak masyarakat.
Baca juga: Jadi Tujuan Wisata Seks, Segini Jumlah PSK di Indonesia
Lorok Indah, Pati
Lokalisasi terbesar di Pati, Jawa Tengah yakni Lorok Indah yang berada di Kecamatan Margorejo, resmi ditutup setelah 23 tahun beroperasi. Penutupan dilakukan pada 19 Agustus 2021. Lokalisasi ini berada di lahan persawahan yang mestinya menjadi kawasan tanaman pangan.
Sunan Kuning, Semarang
Lokalisasi terbesar di Jateng lainnya berada di kawasan Sunan Kuning, Semarang. Tempat ini dibuka pada 15 Agustus 1966 oleh Wali Kota Semarang, Hadi Sabeno dan ditutup pada 18 September 2019. Pada 2003 lalu, lokalisasi ini berubah nama menjadi Lokalisasi Muka Kuning.
Baca juga: 5 Negara Wisata Seks Populer di Dunia, Indonesia Masuk
Gambilangu
Gambilangu merupakan salah satu lokalisasi besar di Semarang, Jateng. Tempat bisnis prostitusi ini berada di perbatasan antara Semarang dan Kendal.
Seremonial penutupan lokalisasi ini secara simbolis dilakukan di Terminal Mangkang, 18 November 2019. Seremonial penutupan lokalisasi GBL yang dihadiri Sekretaris Dirjen Kementrian Sosial, Wali Kota Semarang dan Bupati Kendal.
Tanjungkarang, Kudus
Kudus yang dikenal sebagai Kota Santri di Jateng ternyata juga memiliki lokalisasi besar. Bekas lokalisasi itu berada di Tanjungkarang, Kecamatan Jati. Bekas lokalisasi ini dulunya terletak di Pasar Hewan Tanjungkarang.