Esposin, SUKOHARJO -- Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Sukoharjo mewaspadai munculnya kasus antraks pada tahun 2022. Saat ini sebanyak 5.000 dosis vaksin antraks siap disuntikkan ke hewan ternak untuk mengantisipasi persebaran penyakit yang bisa menular ke manusia tersebut.
Kepala Distankan Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan hingga saat ini Sukoharjo merupakan salah satu kabupaten atau kota yang dinyatakan bebas penyakit antraks selama hampir 20 tahun. Meskipun begitu, langkah antisipasi menurutnya tetap dilakukan agar tidak ditemukan kasus penyakit antraks di Kota Jamu.
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
“Kami walaupun dinyatakan wilayah bebas antraks, tapi kami tetap berupaya untuk mempertahankan kondisi ini. Jangan sampai ditemukan kasus satupun atau terjadi klaster persebaran penyakit antraks ke hewan ternak yang dijual di Sukoharjo,” ungkap dia.
Sejumlah langkah seperti pengawasan lalu lintas perdagangan ternak, monitoring kesehatan hewan ternak, dan vaksinasi rutin terus dilakukan oleh Distankan Sukoharjo setiap tahunnya. Untuk tahun 2022, pihaknya juga mengalokasikan sebanyak 5.000 dosis vaksin untuk disuntikan ke hewan ternak. Rencananya, vaksinasi antraks akan mulai dilakukan pada April 2022.
“Setiap tahun kami selalu mengalokasikan vaksin antraks. Tahun ini ada 5.000 dosis yang kami sediakan. Penyuntikan juga kami alokasikan ke seluruh kecamatan di Sukoharjo secara merata. Nanti kalau kurang kami masih bisa mengajukan lagi. Sifatnya fleksibel melihat kebutuhan saja,” jelas dia.
Populasi Hewan Ternak
Bagas menjelaskan, di seluruh Sukoharjo, jumlah estimasi total populasi hewan ternak mencapai lebih dari 20.000 ekor. Dari seluruh wilayah di Sukoharjo, Kecamatan Polokarto, Bulu, dan Weru menjadi tempat dengan jumlah populasi hewan ternak terbesar di Sukoharjo.
Baca juga: Kasus Covid-19 Sukoharjo Melonjak, Tempat Isoter akan Diaktifkan Lagi“Karena sudah puluhan tahun bebas antraks, kami diwajibkan mempertahankan. Yang sulit mempertahankan itu, makanya kami galakkan giat ini. Kami juga benar-benar mewaspadai kedatangan ternak dari wilayah yang ada kasus antraks khususnya dari Jawa Barat dan Jawa Timur. Kami terapkan protokol lalu lintas perdagangan hewan ternak dengan ketat untuk mengantisipasinya,” terang dia.