SUKOHARJO — Search And Rescue (SAR) Sukoharjo mewaspadai datangnya angin puting beliung di empat desa di Sukoharjo. Keempat desa itu diperkirakan berpotensi menjadi amukan angin puting beliung.
Keempat desa itu yakni Desa Sapen, Kecamatan Polokarto; Desa Gentan, Kecamatan Bulu; Desa Karangwuni, Kecamatan Weru dan Desa Parangjoro, Kecamatan Grogol. Wakil Komandan SAR Sukoharjo, Muchlis, mengatakan kejadian angin puting beliung yang merobohkan dua rumah di Desa Jangglengan, Kecamatan Nguter, Sabtu (9/2/2013) lalu, sudah diprediksi.
Promosi Kisah Perempuan Hebat Agen BRILink Dorong Literasi Keuangan di Medan
Muchlis mengatakan, ciri datangnya angin puting beliung antara lain bisa dilihat dari adanya garis pembatas antara awan yang tebal atau mendung dengan awan yang cerah. Lantaran ada perbedaan suhu antara mendung dan awan cerah itu, maka kedua awan yang berbeda sifat itu membentuk suhu yang ekstrim.
“Biasanya terjadi saat sore hari, sebab saat itu sinar matahari tidak terlalu terang, sehingga terjadi benturan kumpulan awan pisitif dan negatif. Di keempat desa itu, sering kali terlihat benturan awan terang dan mendung,” ujar Muchlis saat ditemui Esposin, Senin (11/2/2013).
Ia mengimbau kepada warga yang tinggal di wilayah potensi bencana angin, untuk memotong dahan pohon. Pasalnya dahan pohon yang dipangkas itu dapat meminimalisasi tekanan pohon untuk roboh. Dahan pohon yang perlu pangkas terutama yang berada di area permukiman penduduk, jalan raya dan dekat dengan kabel listrik.
Muchlis mengatakan, hampir setiap kali musim hujan di Desa Purbayan, Kecamatan Baki dan sekitarnya berpotensi terjadi angin puting beliung. Hal yang sama juga sering terjadi di lembah pegunungan, seperti di Desa Jangglengan.
Rata-rata kejadian angin puting beliung di Sukoharjo, imbuh Muchlis, berdurasi tidak lebih dari lima menit. “Kalau angin puting beliung terjadi antara 5-10 menit di suatu kawasan, kemungkinan bisa banyak rumah yang rusak,” papar Muchlis.