Esposin, BOYOLALI -- Puncak arus balik Lebaran 2023 di jalur fungsional tol Solo-Jogja mencapai puncaknya pada Selasa (25/4/2023) dan Rabu (26/4/2023). Meski begitu, jalur fungsional tersebut akan terus dibuka hingga 1 Mei mendatang.
Manager Humas PT Jogjasolo Marga Makmur (JMM), Rachmat Jesiman, mengatakan pada Selasa jumlah kendaraan yang melintas di jalur fungsional tersebut mencapai 7.273 kendaraan. Sedangkan pada Rabu sampai pukul 09.00 WIB telah mencapai 1.386 kendaraan.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
“Kami memperkirakan puncaknya terjadi di tanggal 25-26 [April] ini,” kata dia, Rabu. Berdasarkan pantauan Esposin di pintu keluar jalur fungsional tol Solo-Jogja, yakni di depan Exit Tol Colomadu, arus kendaraan terlihat cukup ramai.
Namun jalur terlihat cukup lancar meski dengan dibantu adanya rekayasa lalu lintas dari kepolisian. Kendaraan terlihat terus berdatangan dari arah Sawit yang menjadi pintu masuk jalur fungsional itu pada arus balik ini.
Rata-rata merupakan kendaraan dengan pelat nomor luar kota. Setelah keluar dari jalur tol fungsional, sebagian besar kendaraan tersebut langsung menuju Exit Tol Colomadu untuk masuk tol Semarang-Kertosono.
Hingga pukul 13.00 WIB, jumlah kendaraan yang melewati jalur fungsional tol Solo-Jogja tercatat mencapai 3.934 kendaraan. Jalur tersibuk terjadi antara pukul 11.00-12.00 WIB dengan datangnya sekitar 967 kendaraan.
Seperti rencana awal, jalur fungsional sepanjang 6,1 km tersebut beroperasi satu arah dari Sawit menuju arah Exit Tol Colomadu mulai 25 April-1 Mei 2023.
Mewakili Kasatlantas Polres Boyolali, Kanit Turjawali Satlantas Polres Boyolali, Ipda Joko Siswanto, mengatakan pada hari kedua dibukanya oneway arus balik di jalur fungsional, kondisi terpantau ramai namun terkendali.
Baik arus lalu lintas di jalur fungsional maupun di jalur jalan raya Solo-Boyolali tidak terjadi kemacetan. Untuk memperlancar arus lalu lintas tersebut petugas di lapangan akan melakukan rekayasa lalu lintas jika diperlukan.
“Jadi tidak hanya mengandalkan lampu rambu-rambu lalu lintas. Sesekali petugas melakukan rekayasa atau penarikan [pengaturan manual],” kata dia.