Langganan

20 Finalis Duta Wisata Sragen Belajar Adaptasi Iklim ke PDAM dan Oasen Belanda

by Tri Rahayu  - Espos.id Solopos  -  Kamis, 26 September 2024 - 16:55 WIB

ESPOS.ID - Coach Customer Relation PT Oasen NV Belanda, Han Dijkhuizen, berdialog dengan sejumlah finalis duta wisata Sragen 2024 saat berkunjung ke PDAM Sragen, Kamis (26/9/2024). (Solopos/Tri Rahayu)

Esposin, SRAGEN—Sebanyak 20 orang finalis duta wisata di Bumi Sukowati mengunjungi Perusahaan Daerah (Perusda) Air Minum atau (PDAM) Tirtonegoro Sragen, Kamis (26/9/2024). Mereka belajar tentang adaptasi iklim dengan Direksi PDAM Sragen dan perwakilan dari PT Oasen NV Belanda.

Ada empat orang asing asal Belanda yang hadir di Kantor PDAM Sragen. Warga Belanda yang dipimpin Han Dijkhuizen itu ikut menyambut datangnya 20 orang finalis duta wisata Sragen. Han sempat berdialog langsung dengan para finalis duta wisata Sragen 2024. Dalam kesempatan itu pula, Han menyampaikan adanya adaptasi iklim, yakni upaya penyesuaian diri dan mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan iklim yang terjadi saat ini dan masa depan.

Advertisement

Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispora) Sragen, Joko Hendang Murdono, menyampaikan 20 orang finalis duta wisata 2024 itu terdiri atas 10 finalis putra dan 10 finalis putri. Dia mengatakan mereka merupakan siswa SMA atau mahasiswa di Sragen. “Tujuan para finalis duta wisata ke PDAM Sragen ini untuk mengenalkan PDAM dalam penyediaan air bersih kepada masyarakat serta pentingnya menjaga air di tengah pemanasan global. Selain memiliki penampilan menarik, para finalis tersebut juga memiliki pemikiran dan wawasan yang luas untuk melaksanakan tugas-tugasnya nanti,” jelas Joko.

Dia menjelaskan tugas duta wisata Sragen itu sebenarnya ada tiga, yakni promotor, inisiator, dan educator. Dia menerangkan promotor itu mereka bisa mempromosikan daya tarik wisata Sragen. Dia melanjutkan inisiator itu maksudnya mereka bisa mengembangkan daya tarik wisata di Sragen. Edukator, ujar dia, mereka bisa mengedukasi masyarakat tentang pentingnya sadar wisata.

Advertisement

Coach Customer Relation PT Oasen NV Belanda, Han Dijkhuizen, mengaku senang bisa berkesempaan bertemu dengan anak-anak muda Indonesia. Dia melihat jarang ada wisatawan asing di Sragen maka para finalis duta wisata Sragen dapat menghadirkan turis ke Sragen. Dia berpesan cara berkomunikasi itu penting untuk menarik wisatawan agar mau datang ke objek wisata di Sragen.

“Salah satu isu yang harus diketahui adalah adaptasi iklim. Kita harus beradaptasi dengan perubahan iklim, bukan iklim yang beradaptasi dengan kita. Saya memberi tantangan kepada para finalis untuk mencari dan memikirkan apa yang bisa dilakukan pada adaptasi iklim itu,” ujarnya.

Advertisement

Direktur Teknik PDAM Sragen, Samuel Rudhianto, menyampaikan para finalis duta wisata Sragen ini beruntung bisa bertemu dengan mitra PDAM Sragen dari Oasen Belanda. Dia akan menyampaikan materi terkait dengan pemanasan global. Dia berharap materi itu bisa memberi bekal dan konstribusi kepada para finalis agar memahami tentang isu pemanasan global.

Dia menjelaskan tentang pentingnya adaptasi perubahan iklim karena pemanasan global yang terjadi itu berdampak pada kehidupan manusia. Dia memberi contoh kondisi di kutup utara yang saljunya mencair. Dia juga memberi contoh jumlah bencana alam di Indonesia sejak 2000-2023 mengalami lonjakan jumlah yang luar biasa. Jumlah bencana alam dari 23 kasus di tahun 2000 menjadi 5.401 kasus di 2023. Dia melihat ada akselerasi pencairan kutub utara sampai 4%.

Dia menyampaikan kondisi PDAM Sragen di tengah isu pemanasan global. Dia menyampaikan air sumur dalam yang dimanfaatkan itu hanya 80%. Kapasitas air yang dimiliki PDAM Sragen, ujar dia, 90% merupakan air sumur dalam dengan kedalaman 140 meter.

“Kenapa sumur dalam kami memang dalam karena kami mengejar kualitas air. Semakin dalam air yang diambil maka kualitasnya semakin bagus. Produksi air kami ada 20,1 juta meter kubik per tahun dan yang didistribusikan sebanyak 19,6 juta meter kubik per tahun tetapi yang terjual ada 13,8 juta meter kubik per tahun. Air yang tidak terjual atau NRW kami mencapai 29,53%. Angka ini relative tinggi karena standarnya 20%-25%,” jelasnya.


Advertisement
Astrid Prihatini WD - I am a journalist who loves traveling, healthy lifestyle and doing yoga.
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif