Esposin, SRAGEN -- Sungai Garuda yang melintas di Kota Sragen dan Sungai Mungkung yang mengalir di wilayah Sidoharjo, Kabupaten Sragen, meluap dan mengakibatkan seratusan rumah terdampak banjir, Minggu (25/2/2024) sore hingga malam hari.
Air luapan sungai itu tak hanya menggenangi rumah warga karena kedalaman air hingga 1 meter tetapi juga menggenangi area persawahan. Ketua Operasional Takmir Masjid Taqwa Pecing, Sragen Tengah, Sragen, Arfitas Ganidono, kepada Esposin, Minggu malam, menyampaikan air Sungai Garuda meluap dan masuk ke perkampungan Pecing, terutama di RT 001, RT 003, dan sebagian RT 002.
Promosi Berkat Pemberdayaan BRI, UMKM Ini Optimalkan Produk Bambu hingga Mancanegara
Dia menyebut total ada 400 keluarga, tetapi yang terdampak luapan Sungan Garuda itu sebanyak 200 rumah. Air masuk diperkirakan mulai pukul 17.00 WIB dan mulai surut pada pukul 20.00 WIB. "Ini masih bersih-bersih Masjid Taqwa karena air masuk ke dalam masjid," ujarnya.
Selain di Pecing, air Sungai Garuda juga menggenangi permukiman di Kampung Ngepringan dan Karanganyar Kelurahan Karangtengah, Sragen Kota. Tokoh masyarakat Kampung Ngepringan, Harun Yuniyanto, mengatakan air masuk ke perkampungan sekitar pukul 17.00 WIB dan air mulai surut pada pukul 20.00 WIB.
Dia menerangkan air menggenangi permukiman di RT 001 dan RT 002 yang paling parah dengan kedalaman 1 meter sampai 1,5 meter. Selain itu air juga memasuki perkampunganRT 003.
"Di RT 002 ada 12 rumah yang tergenang, RT 002 ada 15 rumah, dan di RT 003 ada 15 rumah. Warga sudah mengungsi ke rumah keluarga sebelum air masuk rumah. Wilayah sini merupakan wilayah langganan banjir," ujarnya.
Jalanan di depan Pondok Pesantren Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen (Dimsa) juga cukup tinggi genangan airnya. Pimpinan Ponpes Dimsa K.H. Ali Rosyidi membawa alat untuk bersih-bersih air. "Pondok aman. Hanya jalan saja," katanya.