Esposin, SOLO — Dua warga Serengan meregang nyawa dan dua lainnya dilarikan ke rumah sakit seusai pesta miras saat warga lain menjalankan ibadah di bulan suci Ramadan. Pesta minuman keras (miras) oplosan ini dilakukan selama dua hari yakni pada Jumat (16/6/2017) dan Sabtu (17/6/2017).
Promosi Lestarikan Warisan Nusantara, BRI Dukung Event Jelajah Kuliner Indonesia 2024
Kakak beradik meregang nyawa setelah menenggak miras oplosan jenis anggur dan gingseng (anggi) di Kampung Makam Bergolo, Serengan, Solo.
Kedua korban tewas masing-masing bernama Darmadi, 36 dan Yulis Nugroho, 38, warga Pringgolayan, Tipes, Serengan. Sedangkan dua korban lain hingga kini masih dirawat intensif di Rumah Sakit Kasih Ibu lantaran mengalami penglihatan mata kabur.
Berdasarkan informasi dihimpun Esposin, pesta miras bermula pada Jumat (16/6) sekitar pukul 13.00 sampai pukul 20.00 WIB.
Keempat korban menenggak miras oplosan diduga berupa ciu, anggur dan gingseng atau biasa dikenal anggi. Miras tersebut diperoleh korban dengan cara memesan melalui pesan singkat oleh korban Darmadi. Pesta miras dilakukan korban di pinggir jalan dekat wedangan di Kampung Makam Bergolo, Serengan.
Tak berhenti di situ, pesta miras kemudian dilanjutkan keempat korban pada Sabtu (17/6) dari pukul 08.00 WIB sampai pukul 17.00 WIB.
Saat itu korban Yulis Nugroho (kakak) mengajak sang adik Darmadi untuk menenggak miras oplosan tersebut.
Dampak miras baru dirasakan sehari setelahnya. Sang adik mulai merasakan sakit diperut dan dada panas. Selanjutnya korban Darmadi dibawa ke RS PKU Muhammadiyah. Namun nyawa korban tidak tertolong dan meninggal dunia pada Minggu (18/6).
Perawatan
Keluhan sama juga dirasakan sang kakak Yulis Nugroho. Yulis kemudian dilarikan ke RS Kasih Ibu. Setelah sempat menjalani perawatan intensif, korban akhirnya meninggal dunia pada pukul 19.40 WIB.
Sedangkan dua korban lain hingga kini masih menjalani perawatan intensif di RS Kasih Ibu. Kedua korban juga dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami keluhan yang sama.
Kasat Reskrim Polresta Surakarta Kompol Agus Puryadi mengatakan reaksi dari miras oplosan ini terbilang lambat. Korban baru merasakan keluhan dua hari setelah menenggak miras oplosan tersebut.
“Kami masih mendalami kasus ini. Termasuk penjual masih dalam penyelidikan,” katanya ketika dijumpai di RSUD Dr Moewardi, Selasa malam.