Esposin, BOYOLALI -- Tak kurang dari 2.500 petani keramba yang menggantungkan hidup dari Waduk Cengklik terancam kehilangan pekerjaannya mereka. Secara bertahap, izin mereka akan habis hingga dua tahun ke depan dan tak akan diperpanjang lagi.
Promosi UMKM Binaan BRI, Minimizu Bawa Keunikan Dekorasi Alam ke Pameran Kriyanusa 2024
Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWSBS), Charizal Akdian Manu, mengatakan bersama Pemkab Boyolali terus mematangkan konsep pemindahan petani keramba ke lokasi lain. Alasan utamanya, keberadaan petani karamba selama ini menjadi biang tumbuhnya eceng gondok dengan sangat cepat.
Akibatnya, usia Waduk Cengklik yang ditaksir bisa 100 tahun terus menyusut dan daya tampung airnya terus berkurang. "Petani karamba ini setiap hari kan menebar pakan pelet. Jelas, tanaman eceng gondok cepat tumbuh. Akibatnya, sedimentasi sangat cepat, sinar matahari tak bisa masuk ke waduk, dan memperpendek usia Waduk," jelasnya saat berbincang dengan Esposin di sela-sela peringatan Hari Air Sedunia di lapangan Waduk Cengklik, Ngemplak, Boyolali, Kamis (22/3/2018).
Charizal mengaku masih mematangan konsep pemindahan petani karamba ke lokasi lainnya atau pekerjaan lainnya. Dia mengakui upaya pemindahan para petani karamba ini bukanlah pekerjaan ringan. Mereka menggantungkan hidup dari karamba.
Namun, di sisi lain aktivitas mereka ini sangat merugikan aset negara. "Lihat kan, eceng gondok baru saja dibersihkan belum lama ini, tapi sudah tumbuh lebat lagi. Padahal, upaya bersih-bersih eceng gondok ini memakan biaya yang tak sedikit dan waktu yang lama," tambahnya.
Saat ini, ada sekitar 2.500 petani karamba di Waduk Cengklik. Secara bertahap, jumlah mereka akan ditekan menjadi 500 petani. Jumlah ini adalah petani-petani yang sudah mengantongi izin.
"Target 2019 nanti, 500 petani yang berizin ini tak diperpanjang izinnya. Idealnya kan Waduk Cengklik ini memang bersih dari aktivitas petani karamba," tegasnya.
Rencana penghapusan petani karamba ini disambut gembira Perkumpulan Petani Pengguna Air (P3A) Tri Mandiri Boyolali. Ketua Gabungan P3A Tri Mandiri, Samidi, sangat mendukung upaya penghapusan petani karamba sebagai upaya mendukung ketahanan pangan. Peruntukan utama Waduk Cengklik irigasi pertanian pangan dan objek wisata.
"Kan sejak awal Waduk Cengklik ini dilarang untuk aktivitas karamba. Nah, yang saya herankan itu siapa dulu yang mengeluarkan izin mereka memelihara ikan di Waduk?" tegasnya.