Esposin, KARANGANYAR-Dinas Kesehatan (Dinkes) Karanganyar mencatat ada sebanyak 2.249 anak mengalami stunting. Dari jumlah tersebut, sebesar 54,24 persen anak stunting tersebut berasal dari keluarga miskin.
Kepala Dinkes Karanganyar Purwati mengatakan berbagai intervensi dilakukan Pemkab Karanganyar untuk menangani kasus stunting. Salah satunya bentuk intervensi berupa asupan nutrisi yang bersumber dari bantuan non pemerintah melalui pengasuhan anak.
Promosi 12 Pemain BRI Liga 1 Perkuat Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia
"Beberapa bantuan dari non pemerintah berasal di antaranya dari CSR Bank Jateng, Korpri dan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila [BPIP]," kata dia, Rabu (14/8/2024).
Purwati mengatakan dibutuhkan kerja bersama dengan berbagai pihak dalam penanganan kasus stunting di Karanganyar. Menurutnya kasus stunting pada anak balita tersebar di semua kecamatan. Namun paling banyak ada di wilayah Kecamatan Mojogedang, Jatipuro, Jatiyoso, Gondangrejo, dan Jenawi. Kasus stunting terjadi karena pola asuh anak yang salah dan asupan gizi yang kurang.
Pihaknya mengajak perusahaan swasta hingga badan usaha milik daerah (BUMD) untuk membantu penanganan stunting lewat corporate social responsibility (CSR). Mereka diarahkan untuk membantu gizi dan nutrisi bagi anak-anak yang berpotensi mengalami stunting.
Penjabat (Pj) Sekda Kabupaten Karanganyar Zulfikar Hadidh meminta semua organisasi perangkat daerah (OPD) ikut berpartisipasi untuk menurunkan angka stunting. Dia memerintahkan Baperlitbang menghitung kebutuhan riil tersebut. Berdasarkan laporan yang diterimanya, sebanyak 54,24 persen anak stunting itu dari keluarga miskin.
"Untuk mengatasinya ada 11 intervensi. Terutama remaja putri diskrining anemia. Kepada Dispora, Disdikbud, Kemenag dan Disdikbud Cabang Dinas Wilayah VI, Capil dan Dinas KB," katanya.
Dia juga membidik intervensi bagi ibu hamil rentan kurang nutrisi. Pemkab menyiapkan 34.549 tablet tambah darah. Ibu hamil minimal mengonsumsi 90 butir tablet tambah darah selama proses kehamilan. Tercatat ada sebanyak 5.638 ibu hamil sampai Juli 2024.